"Untuk tahun ini pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan Nasional melalui DIPA (daftar isian pelaksna anggaran) mengalokasikan dana sekitar Rp 44,8 miliar untuk beasiswa miskin SMA dan SMK di Jabar," ungkap Sekretaris Dinas Pendidikan Jabar, Drs. Dedi Sutardi, M.Pd. yang ditemui di ruang kerjanya, Rabu (5/1).
Dikatakan Dedi, dana tersebut berasal dari APBN yang disalurkan melalui dana dekonsentrasi. Jumlah siswa SMA miskin di Jabar mencapai 41 ribu dan jumlah siswa SMK miskin di Jabar mencapai 19 ribu sehingga totalnya 60 ribu.
"Alokasi dana sebesar Rp 44,8 miliar tersebut diperuntukkan bagi sekitar 60 ribu siswa miskin tingkat SMA dan SMK di Jabar untuk tahun 2011 dan setiap siswa mendapat beasiswa Rp 780 ribu/tahun," ujarnya.
Pemprov jabar pun menganggarkan beasiswa miskin sebesar Rp 5 miliar bagi 6.200 siswa miskin SMA dan SMK. Setiap siswa akan mendapat bantuan sebesar Rp 780 ribu/tahun.
"Jadi kalau digabungkan beasiswa miskin antara Kemediknas dan pemprov, seluruh siswa miskin SMA dan SMK di Jabar dipastikan tercover beasiswa miskin, sehingga dipastikan tidak akan ada DO di Jabar," paparnya.
Dedi pun menyebutkan, apa yang diungkapkan Kasi Pembinaan SMA Bidang Pendidikan Menengah Tinggi (Dikmenti), H.M. Burhanudin mungkin belum lengkap atau belum dibahas DIPA-nya. Oleh karena itu, Dedi meminta masyarakat tidak resah akan terjadi DO siswa SMA dan SMK.
"Kami menjamin semua siswa miskin mendapat beasiswa miskin agar tidak DO," tandasnya.
Pada kesempatan itu Dedi pun mengngkapkan, dihapuskannya bantuan operasional sekolah (BOS) SMA di Jabar tidak akan memengaruhi keberadaan siswa miskin. Menurutnya, BOS hanya diperuntukkan bagi operasional sekolah dan tidak menyentuh langsung siswa.
"Makanya, pemerintah pusat dan provinsi menyediakan beasiswa miskin bagi siswa miskin," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan diperkirakan 12 ribu siswa miskin SMA di Jabar terancam DO pada tahun 2011. Pasalnya mereka tidak tercover bantuan dari pemerintah pusat atau Kemendiknas maupun pemerintah provinsi.