"Apakah sekarang zamannya tarik-menarik buku" Saya kira kok tidak," ujar Mendiknas M. Nuh seusai mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden., kemarin (31/1). Menurutnya, jika mengikuti prosedur dan sesuai dengan kriteria yang ditentukan, buku tersebut tetap boleh beredar.
"Tapi yang penting, tempatkan pada posisinya. Kalau buku pengayaan, ya tempatkan sebagai buku pengayaan," sambung mantan rektor ITS itu.
Nuh malah mencontohkan dengan buku-buku yang berisi tentang presiden dari negara lain. "Kalau anak-anak kita boleh membaca buku presiden negara lain, kok presiden sendiri tidak boleh," tuturnya. "Jadi tidak akan ditarik karena bukan haram. Buku ini juga bukan buku najis. Buku ini adalah buku yang boleh-boleh saja," kata Nuh.
Dia menerangkan, terdapat empat kelompok buku dalam dunia pendidikan. Pertama, buku teks yang wajib dimiliki oleh siswa dan pengadaannya melalui BOS.
Kedua, buku pegangan guru yang pengadaannya bisa menggunakan DAK. Ketiga, buku pengayaan yang diletakkan di perpustakaan. Dan keempat, buku lembar kerja siswa.
"Buku yang diributkan ini adalah buku kelompok yang nomor tiga," kata Nuh. Dia menjelaskan, saat ini terdapat 807 judul buku pengayaan. "Itu isinya macam-macam, yang penting buku itu bisa memberikan inspirasi baik murid dan guru," urainya.
Buku pengayaan, lanjut dia, harus melalui seleksi oleh Kemendiknas.
Penentuan layak tidaknya buku itu juga ditentukan oleh sebuah tim independen. Nah, jika lolos, maka bisa menjadi pilihan sebagai buku pengayaan yang diserahkan kepada Pemda. "Silakan sekolah yang tentukan sendiri dari yang 807 judul tadi," kata Nuh.
Karena itu, kata Nuh, tidak di semua daerah terdapat buku-buku tentang SBY yang diributkan itu. Mendiknas menegaskan, tidak ada pesan khusus atau inisiatif dari presiden terkait dengan ditulisnya buku-buku tersebut. Buku-buku pengayaan itu juga sudah dievaluasi pada tahun 2009.
"Saya kira itu duduk perkaranya. Jadi ini tidak ada instruksi presiden atau kemauan kemendiknas. Tidak ada. Ini, silakan pilih buku-buku (807 judul) itu," katanya.
Menurut Nuh, buku pengayaan justru bisa menjadi sumber inspirasi. Misalnya buku tentang Bill Gates yang juga masuk sebagai buku pengayaan.
Seperti diketahui, terdapat beberapa judul buku tentang SBY yang diterbitkan oleh PT Remaja Rosda Karya, Bandung. Yakni, Jendela Hati, Jalan Panjang Menuju Istana, Adil Tanpa Pandang Buku, dan Indahnya Negeri Tanpa Kekerasan. Judul lainnya adalah, Menata Kembali Kehidupan Bangsa, Peduli Kemiskinan, Memperdayakan Ekonomi Rakyat Kecil, Diplomasi Damai, Berbakti untuk Bumi, dan Merangkai Kata Menguntai Nada. (fal/jpnn)