Dalam usaha membantu mengaktualisasikan kecerdasan yang dimiliki anak, berikut ini ada beberapa tips bagi orangtua agar dapat membimbing anak-anaknya yang cerdas.
1. Amati dan pahami apa kelebihan dan kekurangan anak. Anak yang cerdas sekalipun, tidak berarti ia menguasai semua bidang.Sebagai manusia, ia juga tetap memiliki kekurangan.Berikan tuntutan yang realistis dan sesuai dengan kemampuannya atau potensi yang dimilikinya. Memaksakan anak untuk menguasai sesuatu yang tidak sesuai dengan potensi yang dimilikinya atau yang bukan minatnya , hanya akan membuat anak tertekan. Akibatnya anak akan malas belajar, tidak menyukai bidang tersebut atau bahkan tidak berminat untuk sekolah.
2. Ada baiknya orangtua bersama-sama ahli mencari tahu dengan jelas potensi-potensi apa yang dimiliki anak dan mendiskusikan program apa yang sebaiknya diberikan pada anak, sekolah apa yang baik untuk anak dan pada tingkat mana pelajaran harus diberikan pada anak. Buatlah perencanaan untuk pendidikan anak sesuai dengan potensinya.
3. Berikan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan minat anak.Sediakan sarana atau lingkungan yang memungkinkan anak untuk dapat mengembangkan potensinya.Misalnya bila anak senang menari, masukkan anak ke sanggar tari,bila anak suka matematik, masukkan anak ke kursus matematik, dsb.
4. Sering-seringlah mengajak anak berdialog. Beri anak kesempatan untuk mengemukakan pendapat atau keinginannya. Beri anak kebebasan untuk berpikir beda dari yang kita fikirkan, karena anak-anak yang cerdas biasanya mempunyai minat yang luas dan mempunyai banyak topik pembicaraan yang ingin disampaikannya.
5. Simaklah apa yang diceritakan anak dan jawablah pertanyaan anak dengan tepat ,sabar dan bijaksana. Jangan matikan rasa ingin tahu dan kreativitas anak dengan tidak memperdulikannya atau menjawab asal-asalan. Alangkah baiknya dalam menjawab pertanyaan anak,kita juga mengarahkan anak untuk bersama-sama menemukan jawabannya melalui buku, koran,dsb. Sehingga anak juga terlatih untuk berfikir dan berusaha aktif dalam menemukan solusi.
6. Memberikan pembinaan mental.Anak cerdas bukan berarti seorang yang serba tahu bagaimana harus bertingkah laku.Seperti anak-anak yang lain, anak yang cerdas juga harus diarahkan untuk mengenal disiplin, tanggung jawab dan mempunyai keterikatan yang kuat pada tugas yang sedang dihadapinya.
7. Diperlukan kreativitas orang tua/guru dalam membimbing anak-anak yang cerdas agar terhindar dari problem psikologis akibat kecerdasan yang dimilikinya, seperti problem sulit beradaptasi, stress, suka mengganggu teman atau membuat keonaran karena merasa bosan dengan pelajaran di kelas. Memberikan program pengayaan pengetahuan pada anak diharapkan dapat menciptakan tantangan bagi anak dalam belajar sehingga anak tidak lagi merasa bosan dengan pelajaran di kelas.Dalam program pengayaan misalnya dapat dilakukan eksperimen yang memberikan kesempatan bagi anak untuk bereksplorasi dan memuaskan keingintahuannya , mengaitkan materi pelajaran dengan pengalamannya atau dengan pengetahuan-pengetahuan yang bisa diperoleh dari berbagai media,dsb.
8. Jangan meng’anak emas’kan anak cerdas dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang kurang cerdas.Karena hal ini akan membuatnya menjadi anak yang besar kepala, egois,manja dan berbuat semaunya.
9. Ciptakan suasana rumah yang penuh kedamaian, rasa cinta dan saling menghormati,karena hal ini akan mendukung tercapainya aktualisasi kecerdasan yang dimiliki anak, terutama untuk perkembangan bahasa, pikiran, emosi dan kehidupan sosialnya.
10. Beri anak kesempatan untuk bermain dan bergaul dengan teman-temannya. Jangan memaksa anak untuk ikut banyak les yang menghabiskan waktu bermainnya.Jangan memaksa anak untuk lebih dini dan lebih cepat dalam menyelesaikan kurikulum di sekolah. Biarkan anak tumbuh kembang sesuai dengan usianya.
11. Ciptakan pola pengasuhan yang bersifat authoritatif dimana orangtua memberi pengertian pada anak tentang alasan dari aturan atau perintah yang diberikan dan bersikap terbuka terhadap keinginan anak.Namun tetap memberikan batasan-batasan agar anak tetap berada pada jalur yang benar.
Oleh : Dra. Adriani Purbo Psi. MBA
Sumber : Sahabat Nestle