SEMARANG – Pendidikan Profesi Guru dalam Jabatan
(PPGJ), akan menjadi sarana peningkatan kualitas guru. Hal itu
diungkapkan sejumlah guru di Semarang.
PPGJ yang menjadi program untuk memperoleh sertifikat profesi
pendidik, tahun ini menjadi sebuah keniscayaan. Melalui program ini,
kompetensi dan kemampuan pengajar di semua sekolah dapat diukur.
”Bicara mengenai PPGJ, bukan hanya soal dukung-mendukung. Lebih dari itu, program seperti ini memang menjadi tuntutan bagi peningkatan kualitas guru. Bagaimana mungkin guru dapat dinilai tingkat profesionalitasnya bila tanpa ukuran yang bisa dijelaskan,” kata Guru Bahasa Indonesia SMA 2 Semarang, Teguh Wibowo, kemarin.
Menurutnya, PPGJ akan menjadi program terukur sekaligus menjadi ukuran kualitas guru. Selanjutnya akan berdampak pada kualitas pembelajaran di kelas. Guru yang memiliki banyak pengalaman termasuk menerima gemblengan melalui pelbagai pelatihan, akan bisa menularkan ilmu yang dimiliki.
”Saya juga melihat pendidikan profesi ini akan memberikan ruang bagi kalangan sarjana yang tak memiliki latar belakang pendidikan pedagogik. Mereka akan bisa menerima materi pendidikan keguruan untuk memperlancar kemampuan psikis dan motorik saat nanti mengajar di depan kelas,” tuturnya.
Kepala SD Hajar Isriati Baiturrahman 1, Yakub mengatakan, PPGJ diharapkan tak sekadar ajang untuk berburu sertifikat pendidik. ”Dengan adanya pendidikan dan pelatihan di dalamnya, program ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk mencari serifikat. Pendidikan di dalamnya akan meningkatkan kualitas guru,” katanya.
Sebagai sekolah swasta, pihaknya mengikuti ketentuan dan aturan pemerintah. Bahwa setiap guru harus memiliki sertifikat pendidik, sehingga pihaknya terus mendukung para guru untuk mengikuti berbagai pelatihan dan meningkatkan kualifikasi profesi pendidik.
Satu-satunya Jalan
Seperti diketahui, PPGJ tahun 2015 akan menjadi satu-satunya jalan untuk mendapatkan sertifikat pendidik bagi guru. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sejak 2007 hingga 2014, sertifikasi dilakukan dengan berbagai pola.
Tahun 2007 menggunakan portofolio, tahun 2009 mulai dilakukan dengan Pendidikan Profesi Guru bagi lulusan program S-1 kependidikan dan nonkependidikan, ditambah portofolio. Tahun 2011 hingga 2014 dilakukan dengan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), sebagian kecil juga memakai portofolio.
Pemerhati Pendidikan Kota Semarang Sumarsono menjelaskan, peningkatan kualitas guru melalui hal semacam ini tak bisa dimungkiri. Mereka memang wajib menambah kemampuan dan kualitas keilmuan dengan menempuh program semacam itu. Dengan kualitas yang memadai juga akan berdampak pada tingkat kesejahteraan yang bisa diterima para pendidik.
”Otomatis ketika guru-guru yang kita miliki kualitas dan profesionalitasnya bertambah, maka kesejahteraannya juga harus kian diperhatikan. Kalau perlu masyarakat mendukung supaya mereka mendapat kehidupan yang lebih baik. Sebaliknya, untuk guru-guru yang ukurannya masih kurang, wajib diingatkan dan didorong,” ungkapnya. (H89-37)
”Bicara mengenai PPGJ, bukan hanya soal dukung-mendukung. Lebih dari itu, program seperti ini memang menjadi tuntutan bagi peningkatan kualitas guru. Bagaimana mungkin guru dapat dinilai tingkat profesionalitasnya bila tanpa ukuran yang bisa dijelaskan,” kata Guru Bahasa Indonesia SMA 2 Semarang, Teguh Wibowo, kemarin.
Menurutnya, PPGJ akan menjadi program terukur sekaligus menjadi ukuran kualitas guru. Selanjutnya akan berdampak pada kualitas pembelajaran di kelas. Guru yang memiliki banyak pengalaman termasuk menerima gemblengan melalui pelbagai pelatihan, akan bisa menularkan ilmu yang dimiliki.
”Saya juga melihat pendidikan profesi ini akan memberikan ruang bagi kalangan sarjana yang tak memiliki latar belakang pendidikan pedagogik. Mereka akan bisa menerima materi pendidikan keguruan untuk memperlancar kemampuan psikis dan motorik saat nanti mengajar di depan kelas,” tuturnya.
Kepala SD Hajar Isriati Baiturrahman 1, Yakub mengatakan, PPGJ diharapkan tak sekadar ajang untuk berburu sertifikat pendidik. ”Dengan adanya pendidikan dan pelatihan di dalamnya, program ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk mencari serifikat. Pendidikan di dalamnya akan meningkatkan kualitas guru,” katanya.
Sebagai sekolah swasta, pihaknya mengikuti ketentuan dan aturan pemerintah. Bahwa setiap guru harus memiliki sertifikat pendidik, sehingga pihaknya terus mendukung para guru untuk mengikuti berbagai pelatihan dan meningkatkan kualifikasi profesi pendidik.
Satu-satunya Jalan
Seperti diketahui, PPGJ tahun 2015 akan menjadi satu-satunya jalan untuk mendapatkan sertifikat pendidik bagi guru. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sejak 2007 hingga 2014, sertifikasi dilakukan dengan berbagai pola.
Tahun 2007 menggunakan portofolio, tahun 2009 mulai dilakukan dengan Pendidikan Profesi Guru bagi lulusan program S-1 kependidikan dan nonkependidikan, ditambah portofolio. Tahun 2011 hingga 2014 dilakukan dengan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), sebagian kecil juga memakai portofolio.
Pemerhati Pendidikan Kota Semarang Sumarsono menjelaskan, peningkatan kualitas guru melalui hal semacam ini tak bisa dimungkiri. Mereka memang wajib menambah kemampuan dan kualitas keilmuan dengan menempuh program semacam itu. Dengan kualitas yang memadai juga akan berdampak pada tingkat kesejahteraan yang bisa diterima para pendidik.
”Otomatis ketika guru-guru yang kita miliki kualitas dan profesionalitasnya bertambah, maka kesejahteraannya juga harus kian diperhatikan. Kalau perlu masyarakat mendukung supaya mereka mendapat kehidupan yang lebih baik. Sebaliknya, untuk guru-guru yang ukurannya masih kurang, wajib diingatkan dan didorong,” ungkapnya. (H89-37)
Author : Bb
Terima kasih atas kunjungan anda. Lembaga bimbingan belajar suprauno adalah lembaga pendidikan yang fokus terhadap pembelajaran siswa agar menjadi pribadi yang unggul dan berprestasi.Dan terima kasih telah membaca artikel yang berjudul PPGJ Tingkatkan Kualitas Guru.
0 Comments