JAKARTA – Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
(Kemenristekdikti) kembali mendukung program Beasiswa Nusantara Cerdas
(BNC). Program ini merupakan hasil kerja sama dengan Bank Rakyat
Indonesia (BRI) dalam memberikan bantuan pendidikan kepada mahasiswa
jenjang Pendidikan Strata 1 (S-1) dari perguruan tinggi negeri (PTN)
terkemuka di Pulau Jawa.
”Program ini sudah berjalan selama empat tahun. Saya harap bisa berjalan terus,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemenristekdikti, Ainun Na’im dalam acara peresmian BNC di Gedung Ditjen Dikti, Senayan, Jakarta, Senin (19/1).
Pemberian bantuan pendidikan berupa beasiswa kepada warga negara Indonesia (WNI) sebagai peserta didik berprestasi yang telah memenuhi syarat akademis dan lulus seleksi sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. ”Pemerintah mempunyai komitmen tinggi terhadap penyediaan akses bagi anak-anak didik untuk bisa merasakan dunia pendidikan,” terangnya.
Awalnya, program bantuan pendidikan dari BRI ini dinamakan Beasiswa Putra Papua, karena penerima beasiswa semuanya merupakan asli putra daerah dari dua provinsi di Papua.
40 Mahasiswa
Namun pada 2011, beasiswa yang diberikan tidak hanya dikhususkan pada mahasiswa asal Papua saja melainkan mahasiswa lain yang berasal dari Indonesia Timur seperti Maluku, Maluku Utara, NTT, dan Sulawesi Utara.
”Penerimaan beasiswa tidak hanya khusus pada mahasiswa asal wilayah Indonesia Timur, melainkan lebih luas ke wilayah terdepan, terpencil, dan terluar (3T),” beber Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama BRI, Asmawi Syam.
Menurut Asmawi, ada 40 mahasiswa dari sembilan universitas terkemuka sebagai penerima beasiswa pada program BNC angkatan III. Sementara Kemenristekdikti memberikan bantuan berupa bantuan biaya pendidikan dan juga fasilitas pengembangan diri dengan anggaran yang dikucurkan sebesar Rp 2 miliar.
”Anggaran tersebut disiapkan Kementerian untuk pembiayaan kuliah 40 orang dari berbagai daerah yang diperuntukan selama satu tahun,” terang Ainun. Kepada para penerima beasiswa, Ainun berpesan agar menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya. Pendidikan merupakan permasalahan yang diundang-undangkan dan mendapatkan perhatian lebih.
”Bukan hanya pemerintah saja yang berperan dalam meningkatkan pendidikan, tetapi masyarakat luas juga harus berperan penting,” tambahnya. (nya-95)
”Program ini sudah berjalan selama empat tahun. Saya harap bisa berjalan terus,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemenristekdikti, Ainun Na’im dalam acara peresmian BNC di Gedung Ditjen Dikti, Senayan, Jakarta, Senin (19/1).
Pemberian bantuan pendidikan berupa beasiswa kepada warga negara Indonesia (WNI) sebagai peserta didik berprestasi yang telah memenuhi syarat akademis dan lulus seleksi sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. ”Pemerintah mempunyai komitmen tinggi terhadap penyediaan akses bagi anak-anak didik untuk bisa merasakan dunia pendidikan,” terangnya.
Awalnya, program bantuan pendidikan dari BRI ini dinamakan Beasiswa Putra Papua, karena penerima beasiswa semuanya merupakan asli putra daerah dari dua provinsi di Papua.
40 Mahasiswa
Namun pada 2011, beasiswa yang diberikan tidak hanya dikhususkan pada mahasiswa asal Papua saja melainkan mahasiswa lain yang berasal dari Indonesia Timur seperti Maluku, Maluku Utara, NTT, dan Sulawesi Utara.
”Penerimaan beasiswa tidak hanya khusus pada mahasiswa asal wilayah Indonesia Timur, melainkan lebih luas ke wilayah terdepan, terpencil, dan terluar (3T),” beber Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama BRI, Asmawi Syam.
Menurut Asmawi, ada 40 mahasiswa dari sembilan universitas terkemuka sebagai penerima beasiswa pada program BNC angkatan III. Sementara Kemenristekdikti memberikan bantuan berupa bantuan biaya pendidikan dan juga fasilitas pengembangan diri dengan anggaran yang dikucurkan sebesar Rp 2 miliar.
”Anggaran tersebut disiapkan Kementerian untuk pembiayaan kuliah 40 orang dari berbagai daerah yang diperuntukan selama satu tahun,” terang Ainun. Kepada para penerima beasiswa, Ainun berpesan agar menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya. Pendidikan merupakan permasalahan yang diundang-undangkan dan mendapatkan perhatian lebih.
”Bukan hanya pemerintah saja yang berperan dalam meningkatkan pendidikan, tetapi masyarakat luas juga harus berperan penting,” tambahnya. (nya-95)