“Bantuan yang diberikan pemerintah ini bukan hanya bantuan dana begitu saja. Kita juga menyertakan beberapa program. Salah satunya, dana itu juga bisa digunakan untuk sertifikasi jika ternyata di daerah tersebut masih banyak guru yang belum disertifikasi,” ungkap Nuh kepada JPNN di Jakarta, Selasa (17/5).
Lebih lanjut Nuh menyebut wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang guru-gurunya masih banyak yang belum tersertifikasi. Padahal, lanjut Nuh, sumber daya di NTT tersebut cukup potensial. Sayangnya dana yang dimiliki daerah tersebut cukup minim.
“Ini salah satu alasannya. Mengapa kita beri perhatian khusus untuk NTT" Karena NTT berbeda dengan Papua. Papua itu beda, Papua itu kaya karena punya dana otsus. Ada dana khusus pendidikan juga. Dari sisi materi, Papua itu tidak kekurangan duit. Tapi, NTT itu tidak punya dana otsus, maka memang wajib dibantu,” jelasnya.
Mengapa daerah tidak menggunakan dana khusus pendidikan 20 persen dari APBD untuk pembinaan UN" Nuh menjawab, dana 20 persen itu bisa dikatakan cukup rendah untuk mengatasi semua persoalan pendidikan di daerah setempat. “Ada anggaran 20 persen saja nilainya (UN) masih rendah. Maka kita tambahin dana khusus lagi. Kalau tidak begitu, otomatis tidak bisa meng-cover. Kabupaten/kota hingga saat ini memang sudah menyalurkan anggaran pendidikan 20 persen dari APBDnya,” jelasnya.
Sementara terkait pencairan dana pembinaan UN, mantan Rektor Institut Teknologi 10 November (ITS) Surabaya itu memperkirakan dana bisa dicairkan pada bulan Juni-Juli 2011 mendatang. “Sekarang ini kan belum jelas daerah mana saja yang akan menerima dana pembinaan selain NTT. Semuanya harus masuk di mata anggaran. Bulan Juni-Juli nanti baru bisa aksi dimana pada saat APBN-P. Pastinya harus mendapat persetujuan DPR, tapi insyaAllah disetujui. Kan sudah jelas sasarannya,” tandasnya. (cha/esy/jpnn)