JAKARTA, suaramerdeka.com - Menristek-Dikti Prof Muhammad Nasir menyatakan SNMPTN merupakan bentuk kesempatan bagi para siswa dari segala golongan, wilayah, dan lainnya untuk mendapatkan kesempatan belajar di perguruan tinggi negeri.
Juga bagi calon dari keluarga miskin maupun difabel. ”Seperti telah diketahui, dalam beberapa tahun terakhir pemerintah telah memberikan beasiswa Bidikmisi bagi keluarga tidak mampu secara ekonomi,” katanya.
Dalam pelaksanaan seleksi itu, setiap siswa bisa memilih maksimal 2 PTN dengan pilihan pada satu PTN maksimal 2 prodi dan PTN lainnya satu prodi. Salah satu PTN yang dipilih harus sama propinsi asal siswa. Jika hanya memilih satu PTN, bisa di mana saja, tidak harus sama provinsinya.
Portofolio yang diunggah dibatasi hanya empat dan dalam format PDF. Setelah peluncuran SNMPTN, berikutnya akan dilanjutkan dengan sosialisasi ke daerah-daerah atau sekolah-sekolah, termasuk bagaimana cara pengisian dan pengunggahannya secara on-line.
Dalam hal ini, panitia pusat bekerja sama dengan PT Telkom Indonesia. Seluruh biaya penyelenggaraan SNMPTN ditanggung oleh negara, sehingga para siswa tidak membayar atau gratis. Sehari sebelumnya, Rektor UNY dan Rektor Unand (selaku ketua umum dan sekretaris SNMPTN 2015), memimpin jalannya Focus Group Disscussion (FGD) kelompok kerja (Pokja) SNMPTN (dan SBMPTN) 2015 di Hotel Century Park, Jakarta.
FGD tersebut dilakukan dalam rangka persiapan peluncuran dan sosialisasi SNMPTN keesokan harinya oleh Menteri Riset-Dikti ataupun persiapan SNMPTN tersebut secara keseluruhan. Penyelenggaraan SNMPTN itu dapat membangun satu kesatuan sistem pendidikan nasional melalui integrasi vertikal pendidikan menengah dengan pendidikan tinggi.
”Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh siswa lulusan sekolah menengah yang mempunyai prestasi akademik terbaik di seluruh Indonesia untuk dapat mengikuti pendidikan tinggi program sarjana di seluruh PTN di Indonesia tanpa diskriminasi,” kata Prof Rochmat Wahab selaku Ketua SMNPTN-SBMPTN.
Selain itu, SNMPTN dapat sebagai wahana perekat bangsa karena diikuti oleh siswa lintas wilayah di seluruh Indonesia sehingga kampus PTN terbangun komunitas Bhineka Tunggal Ika.
(Bambang Unjianto/ CN26 / SM Network)