"Kita dalam proses sekarang, dalam pembahasan qanun. Karena itu harus ada qanun yang mengatur atau perda," kata Wakil Walikota Banda Aceh Iliza Sa'adudin Jamal usai mengikuti kunjungan Wakil Presiden Boediono ke Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) atau pusat riset tsunami dan mitigasi bencana di Banda Aceh, Senin (6/12/2010).
Selain memasukkan pendidikan kebencanaan itu ke dalam kurikulum, kata Iliza, pemerintah juga akan membentuk sekolah-sekolah siaga bencana.
Menurutnya, pembelajaran sejak dini mengenai kebencanaan, khususnya tsunami bagi masyarakat Aceh sangat diperlukan. Tujuannya agar risiko bencana dapat ditekan seminimal mungkin.
Di sejumlah daerah di Aceh, terang Iliza, terdapat kearifan lokal yang berisi pelajaran mengantisipasi bencana. Sebagai contoh yang berasal dari Pulau Simeulue, pesisir barat Aceh dan berisi tradisional akan terjadinya gelombang tsunami.
"Kalau yang Smong itu, begitu air surut, mereka naik. Nah tapi kalau di daerah yang tidak mempunyai pembelajaran dan pengalaman tentang bagaimana cara mengatasi bencana tsunami, ketika air surut mereka justru mengambil ikan, sehingga mereka menjadi korban," ucap Iliza.
Sementara itu, Wakil Direktur TDMRC M Ridha mengatakan, bila benar mau dimasukkan dalam kurikulum, pendidikan kebencanaan tidak perlu dibuat pelajaran baru. Pendidikan tersebut cukup disertakan dalam pelajaran lama semisal fisika.
"Jadi bagaimana ilmu-ilmu kebencanaan itu bisa masuk ke mata pelajaran yang sudah ada. Misalnya fisika. Kita bercerita tentang cerita gelombang, kita bisa memaparkan bagaimana gelombang tsunami itu merambat, dan sebagainya," ujarnya.
Author : Bb
Terima kasih atas kunjungan anda. Lembaga bimbingan belajar suprauno adalah lembaga pendidikan yang fokus terhadap pembelajaran siswa agar menjadi pribadi yang unggul dan berprestasi.Dan terima kasih telah membaca artikel yang berjudul Pendidikan Kebencanaan Masuk Kurikulum SD-SMA di Aceh.
0 Comments