Murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) Geduren, Jatianom, Klaten, terpaksa mengikuti pelajaran di Mushola Al-Azhar Jl Raya Jatianom, Klaten, karena ruang kelasnya dipakai oleh pengungsi korban Gunung Merapi Senin (8/11). Mereka juga dalam mengikuti pelajaran ter
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) siap menggelontorkan dana untuk renovasi sekolah rusak akibat bencana di Merapi, Wasior, dan Mentawai. Saat ini, pemerintah pusat sedang mendata sekolah rusak akibat Merapi di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah.
"Pendataan belum selesai, angka masih terus bergerak seiring dengan semakin bisa diaksesnya daerah yang sebelumnya termasuk dan ditetapkan sebagai daerah terlarang," ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Manajemen Pendidikan Dasar (Mandikdasmen) Suyanto di Jakarta Senin (15/11).
Pada prinsipnya, Kemdiknas siap menggelontorkan dana untuk merenovasi atau membangun gedung sekolah baru, jika keadaan sudah memungkinkan. Jika terjadi bencana, otomatis pejabat di derah mulai dari kepala dinas akan turun ke lapangan bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Prosedurnya, kata Suyanto, jika kondisi musibah sudah mereda, maka pada masa pemulihan akan dilakukan peninjauan. Terhadap banyaknya bangunan yang rusak, Kemdiknas sudah memiliki dana cadangan khusus untuk penanggulangan bencana. "Jadi penganggarannya tidak harus seperti pola baku. Tidak perlu ada pertanyaan, lho itu kan belum dianggarkan? Karena dana itu memang sudah dianggarkan untuk bencana," jelasnya.
Tahapan yang paling penting adalah evakuasi penduduk, sesudah itu baru tim akan jalan untuk menilai seberapa besar kerusakan pada bangunan-bangunan, termasuk sekolah. Kemdiknas juga memfokuskan dalam menyelenggarakan pendidikan darurat. "Anak-anak kecil yang berada di tenda jangan sampai terlalu lama tidak belajar," jelasnya.
Red: Endro Yuwanto
Sumber: kominfo-newsroom